Berdasarkan penelitian, formalin ternyata tidak hanya terdapat pada mie, ikan, bakso, atau tahu. Zat ini juga terdapat di plastic pembungkus makanan dan Styrofoam. Padahal kita tah, kalau formalin itu adalah zat yang sangat beracun. Menurut Pengurus Besar Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, pembungkus berbahan dasar resin atau plastic di Indonesia rata-rata mengandung 5 ppm formalin (di atas batas aman kadar formalin di udara = 0,3 ppm).
Menurut Prof. dr. Herdiman. T. Pohan dari Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM, kadar formalin lebih dari batas aman, disarankan tidak dihirup paru-paru.
Lebih fatal lagi bila zat ini larut ke dalam makanan akibat kondisi panas, seperti terkena air atau minyak panas. Makanan yang panas jangan langsung di masukkan kedalam plastic atau Styrofoam. Selain formalin, larut juga zat stiarin yang tidak kalah beracunnya, yang biasa terkandung dalam plastic.
Hati-hati dengan plastik berkualitas rendah. Secara umum, zat racun seperti formalin dan stiarin terdapat dalam produk berbahan dasar resin. Namun dalam kadar cukup tinggi. Senyawa-senyawa ini terkandung dalam produk plastic dengan kadar senyawa racun tinggi seperti plastic PVC.
Sumber : kingdom magazine